Open Discussion: Work-Life Balance of Young Worker in Indonesia

Jakarta, 24 Agustus 2019 – Dalam rangka memperingati International Youth Day 2019 yang jatuh pada tanggal 12 Agustus, Emancipate Indonesia menempatkan perhatian khusus pada keadaan para pekerja muda di Indonesia. Perhatian ini ditunjukkan dengan diselenggarakannya Open Discussion: Work-Life Balance of Young Worker in Indonesia. Bersama dengan Ellena Ekarahendy, Ketua Sindikasi (Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi), Gustika Jusuf-Hatta, UNFPA Youth Advisory Panel, dan Margianta Surahman, Executive Director of Emancipate Indonesia, beserta kurang lebih 41 anak muda lainnya, mendiskusikan isu-isu yang dialami para pekerja muda Indonesia, terutama terkait dengan Work Life Balance, pada 24 Agustus 2019 lalu di Museum BI, Jakarta

Diskusi ini berangkat dari kepedulian terhadap kondisi para pekerja muda Indonesia yang mengalami berbagai macam permasalahan yang berdampak pada kesehatan mental para pekerja muda. Hal ini diperkuat dengan hasil survei yang telah dilakukan Emancipate Indonesia terhadap 227 pekerja muda. Lebih dari setengahnya mengaku belum memperoleh keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Kondisi inilah yang mempengaruhi kesehatan mental para pekerja muda Indonesia yang tentunya juga berdampak pada tingkat produktivitas mereka.

Berfokus pada industri media dan kreatif, Ellena Ekarahendy juga menyampaikan terkait salah satu hasil studi yang dilakukan Serikat Pekerja SINDIKASI, dijelaskan bahwa “SINDIKASI pernah melakukan survei terhadap 100 pekerja media dan industri kreatif. Hasilnya menunjukkan sebagian besar pekerja di industri media dan kreatif kurang istirahat dan tidak punya kejelasan karir di masa depan.”

Berbekal pengalamannya magang di dalam negeri dan memperoleh pendidikan di luar negeri, Gustika Jusuf berpendapat bahwa,”Dalam pekerjaan, tidak cuman pekerjaan saja yang penting tetapi juga harus layak, harus sesuai dengan kapasitas saya. Pekerjaan itu juga harus jelas, bagaimana jam kerjanya, kontrak kerjanya seperti apa, dan tidak menganggu kesehatan mental.”

Sementara itu Margianta Surahman juga menyampaikan bahwa “Kita sebagai pekerja sebaiknya tidak hanya dilihat sebagai angka saja. Kita ini manusia, individu yang punya kisah, cerita, pengalaman, masalah, kesenangan, dan gimana kita semua ini berhak untuk menyuarakan semua hal itu, bisa menyampaikan aspirasi kita dan juga khususnya terkait kondisi kita sebagai pekerja.”

Diskusi ini menunjukkan betapa pentingnya work-life balance bagi para pekerja. Hal ini tentunya dapat diwujudkan berkat peran dari kedua belah pihak, baik pemberi kerja maupun sang pekerja dimana pemberi kerja harus memberikan ruang bagi para pekerjanya untuk memperoleh upah yang sesuai beserta ruang bagi kehidupan pribadi para pekerjanya. Disamping itu, para pekerja juga perlu mengetahui hak-hak mereka sebagai tenaga kerja. Tidak boleh ketinggalan pula, peran pemerintah untuk memastikan terwujudnya work-life balance bagi para pekerja di Indonesia.

Tentang Emancipate Indonesia

Emancipate Indonesia is a youth organization initiated by youths from cities across Indonesia. Emancipate focuses on modern slavery issues, for it is a follow up initiative from its founder’s participation on Students Opposing Slavery Summit in Washington D.C.

We envision a future of our world free from slavery. A future where the voices of slavery survivors are amplified to empower emancipation against slavery. A future where every supply chain is free from slavery. A future where everyone has a chance to ensure freedom, dignity, and welfare is fulfilled to emancipate the world from slavery. 

Therefore, our vision sees the importance of every elements in the society, particularly youth as our future frontiers to understand slavery from its earliest signs and take action to fight it.

+ posts

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *