Kisah Erwiana Sulistyaningsih, simbol perjuangan buruh migran di dunia

Baety Fitri Utami

Erwiana Sulistyaningsih, namanya masuk sebagai “100 Most Powerful Persons” dalam majalah TIME’S pada April 2014  (kategori ‘Icons’) dan dijuluki sebagai “inspirasi” bagi seluruh buruh migran untuk berjuang melawan kekerasan dan diskriminasi. 

Kisah ini bermula saat kondisi ekonomi keluarga dan kandasnya cita-cita untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi setelah lulus SMA agar dirinya bisa menjadi seorang “akuntan”. Erwiana terpaksa melamar pekerjaan sebagai buruh migran di Hong Kong. Pada tahun 2012, ia mendapatkan informasi untuk menjadi buruh migran melalui PT. Graha Ayu Karsa. Sayangnya, harapan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik serta mewujudkan impiannya untuk menabung uang kuliah justru tidak berujung baik.

Erwiana justru mendapatkan perlakuan semena-mena dari majikannya, Law Wan-Tung. Mulai dari dipaksa tidur di lantai, bekerja 21 jam per hari, larangan untuk libur sampai dengan tindak kekerasan yang dialaminya. Setelah disiksa selama 8 bulan, luka-lukanya terinfeksi dan Erwiana tidak dibawa berobat ke dokter. Ia dibiarkan dalam kondisi lemah dan tidak mampu berjalan. Majikannya mengatur keberangkatannya ke Indonesia dan memberinya uang ($70HKD) serta mengancam akan membunuh orangtuanya jika ia berani menceritakan penyiksaannya pada orang lain. Majikannya meninggalkannya di Bandar Udara Internasional Hong Kong dengan rute sambung menuju Jakarta dan Solo.  Erwiana yang sendirian dan sulit berjalan kemudian bertemu dengan Rianti, rekannya sesama warga negara Indonesia, yang membantu mengantarkan ke rumahnya di Ngawi. Erwiana kembali ke kampung halamannya dengan tubuh penuh luka bakar, memar, dan sulit melihat serta berjalan, namun Erwiana tak lantas menyerah, ia tak bisa dibungkam. Saat ini Erwiana terus berjuang bersama organisasinya Keluarga Besar Buruh Migran Indonesia (Kabar Bumi) untuk terus mewujudkan keadilan, membantu para buruh migran maupun keluarga buruh migran.

Kabar baik akhirnya timbul pada tahun 2017, dimana pengadilan Hong Kong memutuskan untuk memberikan ganti rugi sebesar Rp 1,4 Miliar kepada Erwiana setelah terbukti menjadi korban penyiksaan dan perlakuan tak manusiawi oleh majikannya. Bahkan sang majikan yang menyiksanya, Law Wan-tung, akhirnya dipenjara dengan 18 dakwaan berbeda pada 2015. Memang, nominal berapapun tidak akan mampu menggantikan serta membandingkan kengerian yang dialami Erwiana selama bertahun-tahun hidup bak neraka oleh majikannya. Namun hal ini menjadi momentum keberhasilan tidak hanya untuk Erwiana, tetapi juga TKI & TKW Indonesia di seluruh dunia sebagai bukti bahwa mereka tetap diperhatikan. 

“Perbudakan masih terus terjadi, alih-alih mendapatkan kebebasan berekspresi, kebebasan atas haknya, para buruh justru masih dirampas kemerdekaannya. Keterpaksaan akan kebutuhanlah yang menjadikan para buruh terus bekerja meskipun jam kerja tidak sesuai, penghisapan nilai lebih, gaji yang tidak manusiawi.  Semua hal telah dibisniskan, termasuk dalam penyaluran tenaga kerja. Sebagai generasi penerus, pemuda khususnya harus peduli dan peka terhadap isu sekitar, berjuang bersama untuk membela para buruh. menghilangkan budaya individualis juga menjadi hal yang sangat penting, mengingat apa yang akan kita bela para buruh yang dirampas haknya atau para penguasa?”

Referensi:

Gambar:

Plucinska, Joanna. “After Erwiana: How Are Hong Kong’s Domestic Workers Faring?” January 01, 2016. https://time.com/4138107/erwiana-hong-kong-domestic-workers-helpers-rights/.

Website & Artikel:

Folia, Rosa. “Erwiana Sulistyaningsih, TKW Yang Menang Di Pengadilan Hong Kong.” IDN Times. July 10, 2019. https://www.idntimes.com/news/world/rosa-folia/erwiana-sulistyaningsih-tkw-di-hong-kong-yang-menangkan-tuntutan-1.

France-Presse, Agence. “Charges Filed against HK Employer for Attack on Indonesian Maid.” Inquirer Globalnation Charges Filed against HK Employer for Attack on Indonesian Maid Comments. https://globalnation.inquirer.net/97459/charges-filed-against-hk-employer-for-attack-on-indonesian-maid.

+ posts

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *